Sang "Pesimis" Optimistik
malam itu,
seperti halnya malam yang lalu
aku di jalanan bersama motorku
diantara pepohonan, dan semilir kesunyian malam itu
ku sadari aku telah durhaka pada diriku...
malam itu,
gelapnya pun sama dengan malam-malam yang lain
aspal, batu, tiang, dan lampunya pun tetap sama seperti jalan yg lain
namun aku, telah menjadi pribadi yg lain...
malam itu,
kusadari sesuatu hal yg ironis
bahwa aku telah hidup dalam dunia yang optimis
namun selama ini aku memilih pesimis
yang dengan bodohnya aku tidak menyadarinya...
kata orang,
pesimis itu bukan takdir
pesimis itu bukan pilihan
pesimis itu bukan kemauan.
sepert halnya,
tukang parkir itu,
petugas jaga disitu,
pedagang bakso itu
kasir, dan manusia lainnya
semuanya punya tujuan.
semuanya punya keinginan
semua melakukan perjuangan
dan semua memiliki harapan...
namun aku?
akulah si beruntung,
akulah si bejo
akulah si lucky man...
karena aku salah satu manusia pesimis
yang hidup dan terlahir di dunia optimis
yg tersudut untuk terus optimis
dan berharap bahwa harapan itu harus dijalani secara optimis
jujur aku tak ingin menjadi pesimis,
aku tak mampu menjadi apapun dengan pesimis
dan aku perlu menjadi seseorang yang optimis
sehingga aku memilih menjadi si "pesimis" yg optimistis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar