wahai
tiap detik di pagi hari yg menemaniku ketika ku bangun dari matiku,
tiap detik yg kuhabiskan bersama nafas ini,
tiap detik yg terus menggiringku menuju kematian,
tiap detik ini pula yg berarti hutang yg harus kubayar suatu saat nanti.
sejenak kembali kumerenung, apalah artinya setiap detik-detik ini.?
apalah artinya detik-detik ini yg kuisi dengan kekosongan.?
apalah artinya detik-detik ini yg berada dalam ketiadaan akan tujuan.?
apa pulalah detik-detik ini yg menunjukkan kenyataan dalam kepalsuan.?
sungguh kuhanya tahu bahwa ini tidak nyata sebagai tujuan akhirnya.
yg kuyakini ini bukan tempat ku kan kembali dari kefanaan ini.
dan kusadari atau tidak, semuanya terus berjalan tanpa mampu kuhentikan.
wahai pencipta detik-detikku, maafkanlah aku.
detik-detikku, maafkanlah pula aku yg terus membawamu dalam kepalsuan.
detik-detikku, janganlah kau pergi dulu meninggalkanku, karena kuyakin aku belum mampu menghadap penciptamu.
teruntuk kepalsuan, dan sahabatku sang "detik-detik"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar